MUTIARA AJARAN
ISLAM
Agama Penuntun
Keselamatan Hidup Dunia Akhirat
Banyak sistem atau jalan hidup yang
dibuat manusia, dari awal keberadaan manusia di dunia hingga kini. Tapi
jalan-jalan itu pada akhirnya yidak menjadikan manusia tegar menghadapi arus sejarah
kecuali untuk sesaat. Sebaliknya, justru telah menjadikan manusia menjadi
nista. Harga diri manusia menjadi hilang oleh jalan-jalan yang diciptakannya
sendiri. Sebaliknya jalan lurus yang disediakan Allah justru tidak dilaluinya.
Padahal jalan itu menjamin secara penuh keselamatan hingga dapat sampai ke
tempat tujuan dengan gemilang di dunia maupun di akhirat. Itu telah terbuktian
oleh kebenaran sejarah. Allah berfirman dalam Q.S An’am(6):153:
Artinya:
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini)
adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti
jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari
jalan-Nya.”
Jalan lurus yang dimaksud dalam ayat
diatas adalah agama yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad Saw. Pada
kenyataannya banyak orang terjebak di
pintu-pintu jalan yang lurus itu. Mereka masuk ke jalan yang mereka ciptakan
sendiri, jalan itu dikemas dengan nama komunisme, sosialisme, kapitalisme,
sekularisme, nativisme, demokratisme, liberalisme, feminimisme, dan lain-lain.
Mereka menganggap jalan-jalan itu dapat mengantar kepada tujuan kebahagiaan
hidup yang hakiki. Nyatanya tidak sama sekali.
Salah satu contoh kita ambil dari
sekularisme yang secara samar tapi pasti kita anut dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, dan bermasyarakat. Model jalan ini lahir di Barat sebagai
jawaban atas ketidak puasan terhadap agama Kristen yang mengatur segala aspek
kehidupan termasuk kehidupan bernegara. Dengan sekularisme, maka kewenangan
agama dibatasi hanya mengurusi segala aspek yang berkaitan dengan masalah
peribadatan. Sedangkan masalah kenegaraan diatur oleh undang-undang negara.
Akhirat Lebih Baik Dari
Pada Dunia
Al quran menggambarkan kehidupan
dunia sebagai kehidupan sementara, penuh main-main, menipu, dan sebagainya.
Tapi banyak manusia yang terlena, sampai tidak mengenal hakikat kehidupan dunia
yang sejati sehingga terperangkap oleh tipudayanya. Dalam meraih kesuksesan
dunia manusia sampai rela menghalalkan segala cara seperti saling siku,
menjegal kawan, berbohong, licik dan lain-lain. Berkaitan dengan urusan dunia
Rasulullah telah memprediksi:
“Suatu saat nanti akan datang kepada
umatku, mereka cinta lima hal dan melupakan lima hal.
1.
Mereka
cinta akan dunia dan lupa kepada akherat
2.
Mereka
cinta kepada harta tapi lupa akan hari perhitungan
3.
Mereka
mencintai makhluk dan melupakan sang khalik
4.
Mereka
cinta kepada dosa dan melupakan taubat
5.
Mereka
cinta rumah-rumah mentereng dan lupa kuburan.”
Makna Takwa Kepada
Allah Swt.
Takwa sebuah kata yang terambil dari
Al quran. Para ulama mengambil batasan takwa didasarkan pada Al quran dan
hadist, yaitu suatu usaha yang sungguh-sungguh dengan mengerahkan segenap
kemampuan untuk melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan yang dilarang oleh
Allah. Takwa juga merupakan kata kunci dalam Islam. Semua pelaksanaan ibadah
sasaran akhirnya membentuk iinsan yang bertakwa.
Takwa tidak mengenal pria, wanita,
warna kulit, ras, suku, dan bangsa. Siapa saja yang beragama Islam maka ia
harus bertakwa kepada Allah. Dengan sikap takwa telah mendorong jutaan umat
Islam yang mampu untuk berangkat haji ke tanah suci dengan menjalankan seluruh
manasiknya dengan seluruh pengagungan terhadap syiar-syiarnya. Allah menyatakan
dalam Q.S. al-Hajj ayat 32:
Artinya:
“Demikianlah (perintah Allah). dan
Barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, Maka Sesungguhnya itu timbul dari
Ketakwaan hati.”
Bertakwa kepada Allah adalah
properti ruhaniah yang harus di pupuk, dijaga, di tumbuh kembangkan oleh kita
semuanya. Ia seperti mata uang yang bukan saja berlaku di dunia tetapi berlaku
juga di akherat nanti.
Memelihara Sifat Malu
Salah satu ciri seseoramg memiliki
keimanan yang sempurna kepada Allah dan Rasul-Nya adalah masih mempunyai sifat
malu yang bersemayam pada jiwanya. Rasa malu memiliki artu\i yang sangat
penting dalam kehidupan, agar manusia tidak berbuat sesukanya dengan menabrak
rambu-rambu agama dan rambu-rambu sosial. Rasulullah mengajarkan dalam
hadistnya “Sikap malu dan tenang adalah
bagian dari cabang iman, sedangkan caci maki dan mulut kasar merupakan bagian
dari sifat munafik.”
Orang yang tipis rasa malunya, ia
akan hidup sesuka hati, dilarang tidak dilarang, dicegah tidak di cegah demi menurutkan
hawa nafsunya tanpa mengindahkan norma-norma agama halal haram, pahala dosa,
atau tidak mengindahkan norma-norma sosial yang seharusnya dipatuhi. Menurut
ulama besar Ibnu Qayyim al-Jauziah ia membedakan malu ke dalam 3 macam yaitu:
1. Malu
kepada sang pencipta atau Allah Swt.
2. Malu
kepada orang lain
3. Malu
kepada diri sendiri
Rasa
malu merupakan anugrah Allah yang di berikan kepada manusia. Yamg membedakan
manusia dengan binatang antara lain sifat malunya. Rasulullah pernah bersabda “Barang siapa memelihara kepala dan isinya,
memelihara perut dan muatannya, menepiskan perhiasan dunia, mengingat maut dan
siksa, berarti ia sudah merasa malu kepada Allah dengan rasa malu yang
sesungguh-sungguhnya.”
Bercermin Kepada Akhlak
Rasulullah Saw.
Akhlak adalh elemen
penting dalam kehidupan manusia karena dengan akhlaknya manusia menjadi
sempurna sebagai manusia, sedangkan tanpa akhlak manusia akan kehilangan nilai
kemanusiaanya. Ia lebih rendah dari binatang, apabila manusia demikian, maka
kehidupan akan menjadi tidak aman, carut-marut, jauh dari keadilan dan
kebenaran, Seperti pada masyarakat Arab pra-Islam yang disebut dengan zaman
jahiliah. Atas dasar itulah Nabi Muhammad di utus. Beliau bersabda “Sesungguhnya aku diutus untuk memperbaiki
akhlak manusia.” Karena Nabi akan membangun akhlak, maka Nabi menjadi figur
teladan orang yang berakhlak itu sendiri.
Akhlak Rasulullah itu murni hanya
mengharapkan rida Allah, dalam menyampaikan dan menegakan kebenaran. Dalam kata
lain Beliau ikhlas menjalankan tanggung jawab kenabiannya. Oleh karena itu
Beliau tidak mengharapkan pujian dan sanjungan dari orang lain. Beliau tidak
biasa mengelus-ngelus sesuatu sehingga enak didengar telinga orang lain karena
mengharapkan pujian, rida, dan kesenangan dari manusia.
Menyikapi Kematian
Fenomena kematian merupakan fakta
terbesar sekaligus menjadi misteri dalam kehidupan manusia sepanjang masa.
Kematian tidak syak lagi pasti akan
datang dan di alami oleh setiap manusia atau makhluk bernyawa lainya. Suka atau
tidak suka, mau tidak mau, sadar atu tidak sadar kematian akan datang juga.
Kematian juga tidak akan bisa dideteksi, kita tak akan pernah tahu kapan
seseorang akan mati, di mana, di kawasan apa dia akan mati, dengan cara bagaimana
peristiwa kematian itu terjadi. Cepat atau lambat, kita hanya tinggal menunggu
waktu. Rahasia apa Allah tidak memberi tahu perihal kematian ini kepada kita Al
quran surat al-Anbiya:35 Menjelaskan:
Artinya:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan
mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang
sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan.”
Hikmah lain dari dirahasikannya
kematian adlah agar manusia termotifasi untuk selalu berbuat dan beramal baik
sebanyak-banyaknya, dan berusaha meninggalkan amal buruk, sebagai bentuk
persiapan kalau-kalau ajal datang sewaktu-waktu. Berat ringannya saat sakarat al-mawt serta bahagia dan
sengsaranya kehidupan di alam akhirat nanti ditentukan oleh amalan-amalan
terbaiknya saat hidup di dunia.
Setelah manusia meninggal dunia di
manapun dan dengan cara apapun akan masuk ke dalam suatu alam kubur atau alam
barzakh. Di alam kubur ahli kubur akan mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari
dua malaikat Munkar dan Nakir berkaitan dengan keimanan dan keIslamanya, mereka
akan mendapat siksa manakala dosa-dosanya banyak seperti himpitan tanah kubur
dan diperlihatkannya pintu neraka. Sedangkan bagi yang banyak amal baiknya akan
diberi nikmat kubur berupa kelapangan kubur seluas 16 hasta, diperlihatkan
kepadanya pintu surga, dan untuk orang sperti ini kuburan ibarat berda di
sebuah taman surga. Alam kubur akan berakhir ketika kiamat terjadi dengan
kehancuran total alam semesta untuk beralih ke alam akhirat.
Pengajaran Hidup
Rasulullah Saw. Bersabda di dlam
hadis qudsiy yang isinya berkenaan dengan pengajaran hakikat kehidupan. Hadist
qudsiy itu berbunyi:
“Hiduplah semaumu tapi ingat
sesungguhnya kau akan mati, cintailah sesukamu tapi ingat kau akn berisah dari
apa yang kamu cintai, berbuatlah semaumu tapi ingat semua oitu ada balasannya,
ketauhilah bahwa kemuliaan seorang mukmin adalah dengan mendirikan shalat
malam, dam kehormatan seorang mukmin adalah tidak menggantungkan diri kepada
orang lain.”
Hidup ini merupakan nikmat Allah
kepada hamba-Nya sebagai anugerah yang tak ternili harganya. Oleh karena itu
haruskita syukuri apapun kondisinya. Seorang mukmin pantang aral menghadapi
persoalan hidup. Kita patut prihatin dengan generasi muda dewasa ini yang
karena kurang memahami agama sehingga tidak memahami tujuan hidup yang
sesungguhnya. Hadist qudsiy di atas sangat pas untuk kita renungkan dalam-dalam
di tengah kondisi sosial masyarakat kita yang sedang sakit ini. Untuk kemudian
makna dari hadist tersebut kita pedomani agar arah dan tujuan hidup kita tidak
terbawa arus zaman yang semakin jauh dari nilai-nilai agama.
Bagi seorang mukmin harus punya
agenda sukses di dunia dan di akherat. Buat apa sukses di dunia tetapi
terlunta-lunta di akherat. Paling tidak meski di dunia tidak beruntung, namun
di akherat kita harus menjadi hamba-hamba yang berjaya dan beruntung. Oleh
karena itu, ,utiara hadist di atas perlu kita amalkan dalam kehidupan nyata.
Setan Selalu Siap
Menggelincirkan Manusia
Allah
Swt. Telah mengutuk setan atau iblis lantaran pembangkangan mereka terhadap
perintah-Nya. Mereka tidak mau sujud terhadap Adam a.s. Sebagai bentuk ketaatan
mereka kepada Allah. Iblis beralasan dirinya diciptakan dari api sedangkan Adam
dari tanah oleh karena itu tidak mungkin dia mau sujud kepada adam. Iblis
menjadi sombong dan di jauhi oleh rahmat dan rida Allah. Karena sudah kepalang
dikutuk dan dimurkai Allah dan tempat kembalinya pun sudah pasti di neraka
jahannam, mereka mengadakan janji kepada Allah untuk menggoda dan mengganggu
seluruh anak manusia agar melakukan pembangkangan seperti dirinya kepada Allah,
melakukan perbuatan buruk denganbermacam-macam tipu daya dan muslihat. Usaha
setan itu mendapat tempat di dalam hati dan jiwa manusia dengan memainkan hawa
nafsu dan akalnya. Mekanisme setan dalam usaha menjerumuskan ke lembah
kedurhakaan di jelaskan dalam Q.S al-Araf:16-17
Artinya:
16. ”Iblis menjawab: "Karena Engkau
telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi)
mereka dari jalan Engkau yang lurus,”
17. “Kemudian saya akan mendatangi
mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan
Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).”
Berdasarkan
ayat di atas iblis menyatakan bahwa ada empat arah yang dapat dijadikan titik
tolak untuk menghalang-halangi manusia dari jalan yang benar untuk kemudian
tergelincir ke jalan yang sesat yaitu, dari arah depan, dari arah belakang,
dari arah kanan, dan dari arah kiri.
Seorang
ulama Islam berpengaruh, yaitu Abu Laits menjelaskan bahwa setan dalam
operasinya untuk menyesatkan manusia ada dua macam, yaitu:
1. Syaythan al-Jinni,
yaitu setan sebagai makhluk jin, yang tidak kelihatan dan dengan mudahnya masuk
kedalam jiwa dan hati manusia dan kerjanya yuwaswisu
fi shudurin nasi membisik-bisikan ke dalam dada manusia hal-hal negatif,
menanamkan rasa bimbang atau was-was untuk berkata atau berbuat yang benar.
2. Syaythan al-Insi,
yaitu setan yang berbentuk manusia. Setan jenis ini jelas kelihatan sehingga
dalam melakukan operasinya dapat kontak langsung secara fisik, seperti menyuap,
melakukan intimidasi, atau menggunakan kekuatan fisik seperti kekerasan.
Merasakan Kehadiran
Allah Swt.
Merasakan kehadiran Allah di dalam
diri dan jiwa kita tidak terlepas dari keimanan yang bersemayam di dalam dada
kita kepada Allah. Jika keimanan tersebut dapat di identikan dengan
spiritualitas Islami, maka terdapat paling tidak lima tingkat spiritual, yaitu:
1. Spiritual
yang hidup, yaitu spiritual yang mengenal Allah sebagai pencipta, pengatur, dan
penguasa alam semesta.
2.
Spiritual yang sehat,
dicapai bila kita telah memiliki komunikasi baik dengan Allah melalui shalat
lima waktu, doa-doa, kalimah-kalimah thayyibah yang di ucapkan dari bibirnya
sebagai komentar terhadap hal-hal yang terjadi di sekitar kita. Allah berfirman
dalam Q.S, al-Baqarah:45:
Artinya: “Jadikanlah
sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh
berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu.”
3. Bahagia
secara spiritual, Yaitu seseorang tidak hanya memiliki komunikasi yang baik
dengan Allah, tetapi juga memiliki kerinduan kepada-Nya.
4. Damai
secara spiritual, Tingkat ini akan dicapai dengan menghidupkan kecintaan kepada
Allah bahwa semua yang dicintai di dunia haruslah tidak melebihi cintanya
kepada Allah.
5. Arif
secara spiritual, pada tingkat ini seseorang memiliki kecenderungan untuk
merebut semua peluang untuk menambah lapangan ibadah, dan tidak merasa cukup
dengan apa yang telah dilakukan.
Memperingati Maulid
Nabi Muhammad Saw
Sudah banyak para nabi
dan rasul yang telah diutus ke dunia ini untuk memandu umat manusia ke jalan
yang benar sesuai dengan kehendak Allah Swt. Dalam kitab tafsir al-Maraghi di sebut bahwa telah diutus
ke dunia ini 315 orang rasul yang terpilih dari 124.000 nabi dengan misi yang
sama, yaitu mengabarkan dan mengajarkan tentang keesaan Allah. Ada sejumlah hal
yang istimewa serta unik berkaitan dengan akan diutusnya seorang rasaul
terakhir bernama Muhammad ini, yaitu:
1. Jauh
sebelum Nabi Muhammad di utus ke dunia, kabar tentang akan datangnuya seorang
utusan pelanjut risalah tauhid bernama Muhammad telah dikabarkan dalam
kitab-kitab sebelumnya. Nabi Isa telah mengabarkan kepada Bani Israil melalui
firman Allah dalam Q.S. al-Shaff:6:
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam
berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu,
membenarkan kitab sebelumku, Yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan
(datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad
(Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa
bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang
nyata."
2. Para
nabi dan rasul sebelum Muhammad ditutus dan lahir dari ras Israil. Tetapi Nabi
Muhammad terlahir di luar garis keturunan ras Israil melaimkan dari ras Arab
keturunan bangsawan Quraisy yang tinggal di jazirah Arab.
3. Diutusnya
Nabi Muhammad adalah penanda penutup risalah Allah ke atas dunia ini kepada
umat manusia.
4. Risalah
Nabi Muhammad sebagai risalah terakhir diperuntukan bagi seluruh umat manusia,
tanpa memandang ras, suku, bangsa, dan keturunan,
5. Perintah
salat yang semula diwajibkan 50 kali setelah mendapatkan masukan dari Nabi Musa
bahwa 50 kali dalam sehari semalam itu terlalu berat. Hal itu berdasarkan
pengalaman Nabi Musa pada saat memimpin bangsa Israil banyak di protes umatnya
berkaitan dengan menjalankan perintah ibadah. Menurut hemat Nabi musa 50 kali
sehari semalam sangat berat bagi umat Nabi muhammad. Setelah memperhatikan
saran dari Nabi musa, dan menghadap Allah untuk meminta keringanan, dan
akhirnya diperoleh kewajiban shalat lima kali sehari semalam dengan nilai yang
sama dengan shalat 50 kali sehari semalam.
6. Nabi
muhammad mendapat hak untuk memberi syafaat atau pertolongan Rasul terhadap umatnya
di hari perhitungan kelak agar terlepas dari dari siksa neraka untuk kemudian
masuk surga.
7. Nabi
Muhammad Saw. Adalah satu-satunya Nabi yang secara tegas Allah dan para
malaikatnya memberikan penghormatan dan salam kepadanya. Di samping itu Allah
menyuruh kita umat Islam untuk melakukan hal yang sama.
Dalam
rangka memperingati kelahiran Muhammad Saw. Hal yang perlu bagi kita adalah
mengenal secara lebih intens sejarah hidup dan perjuangan beliau sehingga
timbulah rasa cinta kepadanya, sehingga tergerak bagi kita untuk
mencontohperilaku beliau dalam kehudupan kita dan keluarga sehari-hari.
Syari’at Ibadah Kurban
Setiap tahun kita bertemu dengan
syariat ibadah haji dan ibadah kurban. Ibadah haji cukup sekali seumur hudup,
maka ibadah kuran dilakukan setiap tahun. Ibadah haji dan ibadah kurban
hakikatnya meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim dan anaknya yaitu Nabi Ismail dalam berkorban untuk
mematuhi perintah Allah. Momentum ibadah kurban mengingatkan kita bahwa hidup
takkan pernah sepi dari proses perjuangan dan pengorbanan.
Layak
kita lihat pengorabanan para nabi seperti Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun
tapi hanya beberapa puluh saja yang mendengarkan nasehatnya, bahkan anaknya
sendiri pun ingkar terhadapnya, Nabi Adam dan Siti Hawa harus hidup terpisah
selama 200 tahun karena melanggar larangan Allah memakan buah khuldi, mereka
bertemu setelah taubatnya diterima oleh Allah, Nabi muhammad dalam masa
kerasulannya selama 23 tahun tidak mengenal kehidupan yang santai, selama 13
tahun di mekkah merupakan masa-masa sulit dan pahit, dan
pengorbanan-pengorbanan nabi-nabi yang lainnya.
Menyikapi Hari
Perhitungan Amal
Manusia akan ditanyan dan akn
dimintai kesaksianya oleh Allah secara langsung tanpa ada pendamping, pembela,
dan penolong. Pada sat ditanya semua anggota tubuh akan memberikan kesaksian di
hadapan Allah Swt. Secara langsung. Tangan akan berbicara guna menjelaskan
segala perbuatan yang telah dilakukan oleh seorang hamba, kaki akan memberikan
kesaksianya, mata akan bersaksi atas segala sesuatu yang dilihat, telinga akan
bersaksi atas apa yang di dengarnya, dan lain sebagainya. Alasan dari semunyanya yaitu:
1. Manusia
adalah makhluk yang memiliki karakter cenderung bebohong atas segala perbuatan
atau aib yang pernah dilakukannya, sebagai bentuk pembelaan diri terhadap
dirinya sendiri. Kebohongan tersebut menggunakan mulutdengan lidahnya yang
pandai beralibi, menjadikan kebohongan seolah-olah menjadi benar, sehingga
mulut tidak dipercayai lagi.
2. Allah
tidak percaya dan mempercayai kesaksian yang keluar dari mulut manusia karena
mulut manusia cenderung tidak mau mengatakan yang sebenarnya atas apa yang
dilakukannya. Oleh sebab itu sebagai gantinya adalah kesaksian dari anggota
tubuhnya karena kesaksian dati anggota tubuhnya tidak bisa dibantah untuk mengorek
fakta yang sesungguhnya.
Hari
perhitungan amal nanti di yawm al-hisab
adalah suatu keniscayaan yang akan dihadapi oleh semua manusia. Oleh karena itu
untuk menyikapi hari perhitungan amal, agar wajah kita berseri-seri penuh
optimisme, saat inilah waktu untuk berbrkal dengan amal yang berkualitas
sebanyak-banyaknya, agar anggota tubuh kita memberikan kesaksian-kesaksian yang
menyelamatkan kita dari beratnya hari perhitungan amal itu.
Menyikapi Fenimena
Bunuh Diri
Akhir-akhir ini bunuh diri banyak
terjadi dimana-mana. Banyak dilakukan oleh anak-anak, orang dewasa, kaya, miskin,
orang yang berpendidikan ataupun tidak. Seolah-olah bunuh diri merupakan tren
baru oleh berbagai lapisan masyarakat.
Agama Islam mengajarkan bahwa bunuh
diri adalah sebuah dosa besar setelah syirik (menduakan Allah) dan durhaka
kepada kedua orang tua. Allah berfirman dalam Q.S annisa ayat 29-30
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan
janganlah kamu membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu. Dan Barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya,
Maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka.”
Jadi, jelaslah bahwa agama Islam
mengharamkan bunuh diri apapun alasan dan latar belakangnya. Maraknya fenomena
bunuh diri dikalangan masyarakat merupakan cermin rapuhnya mental bangsa akibat
dari badai krisis yang berkepanjangan.
Menyikapi Hari Kiamat
Fenomena hari kiamat menjadi topik
menarik akhir-akhir ini. Mulai dari ilmuwan, ahli agama, paranormal, sampai
sineas film mencoba menggambarkan atau memvisualisasikan perihal kiamat. Dalam
agama Islam segala sesuatu diciptakan berpasang-pasangan, seperti pula alam
ini, ada awal diciptakannya dan ada pula suatu waktu nanti pasti ada akhirnya.
Hari kiamat tidak dapat diprediksi
kedatangannya karena merupakan rahasia Allah Swt. yang tidak diketahui
siapapun. Namun kita bisa mengetahui kapan datangnya hari kiamat dengan
tanda-tanda yang diberikan oleh Nabi Muhammad Saw. Kiamat merupakan peristiwa
huru hara yang luar biasa dan amat sangat berat dirasakan oleh seluruh penghuni
langit dan bumi. Peristiwa itu diawali dengan ketidakteraturan tata surya.
Puncaknya terjadi benturan antara planet sehingga terjadi ledakan hebat.
Kiamat memang semakin dekat, karena
Alquran dan hadis nabi banyak menggambarkannya. Namun ukuran dekat apakah tiga
tahun lagi, 10 tahun, 100 tahun lagi, tidak seorangpun yang tahu.
Telah dijelaskan diatas bahwa kiamat
adalah kengerian tak tertanggungkan yang dirasakan umat manusia karena begitu
dahsyatnya peristiwa. Dalam menyikapi kiamat kita tidak perlu risau atau resah.
Memang tanda-tanda kiamat sudah banyak bertebaran, tapi kapan datangnya itu
rahasia Allah. Yang penting selaku hamba , kita harus selalu mendekatkan diri
kepada Allah dengan sebaik-baiknya penghambaan diri agar kita diselamatkan dari
fitnah kiamat yang huru haranya begitu sangat mengerikan.
Mengenang dan Memahami
Peristiwa Isra dan Mi’raj
Dalam rangkaian sejarah Islam ada
peristiwa yang sangat penting Yaitu peristiwa Isra-Mi’raj. Isra artinya
perjalanan Nabi Muhammad di malam hari dari Masjid al-Haram di Mekkah ke masjid
al-Aqsha di palestina, sedangkan Mi’raj
artinya naiknya Nabi Muhammad dari masjid al Aqsha menuju sidrat al-muntaha
pada malam yang sama secara estafet. Seperti yang digambarkan dalam Q.S
al-Isra:1, yaitu:
Artinya: ”Maha suci Allah, yang telah memperjalankan
hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang
telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari
tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui.”
Dalam episode isra’ yaitu perjalanan dari Mekah ke Palestina dengan ditemani oleh
Malaikat Jibril, Nabi banyak menjumpai peristiwa-peristiwa takjub, seperti Nabi
melihat orang yang sedang memanen gandum dan setiap gandum itu dipetik tumbuh
tangkal-tangkal lain sebagai tanda umat yang mau berinfak, Nabi juga bertemu
dengan salah satu makam yang berbau harum sebagai tanda orang yang meninggal
dengan husn al-khatimah, serta
peristiwa-peristiwa lainya.
Sementara dalam episode mi’raj yaitu perjalanan Nabi dari
Palestina ke sidrat al-muntaha untuk
menghadap Allah untuk melakukan audiensi
rabbani dan menerima surat keputusan
kewajiban shalat. Setelah menerima SK untuk Shalat pada saat kembali Nabi
bertemu dengan Nabi-Nabi terdahulu yang saling bertegur sapa dan mengadakan
dialog. Di langit pertama beliau bertemu dengan Nabi Adam, langit kedua bertemu
dengan Nabi Yahya dan Nabi Isa, di langit ke tiga bertemu dengan Nabi Idris,
Langit ke empat bertemu dengan Nabi Yusuf, dilangit ke lima bertemu dengan Nabi
Harun, di langit ke enam bertemu dengan Nabi Musa, dan di langit ke tujuh
bertemu dengan Nabi Ibrahim.
Dari perjalanan ini yang menarik
adalh dialog antara Nabi Muhammad dengan Nabi Musa. Nabi Musa bertanya: ”Sahabatku yang mulia, bolehkah aku bertanya
apakah sahabat terima sebagai oleh-oleh penting dari Allah?” Nabi muhammad
pun menjawab: “benar sahabatku aku
mendapat oleh-oleh dari yang maha kuasa perintah shalat 50 waktu untuk
dilakukan sehari semalam agar dilakukan oleh umatku.”
Mendengar jawaban itu Nabi musa pun
berkata: ”Bolehkah aku mengajukan usul
wahai sahabat?” “silahkan” jawab nabi muhammad. Nabi musa pun berkata: ”Berdasarkan pengalamanku dulu, waktu
memimpin Bani Israel, jangankan 50 kali sehari semalam, Dalam seminggupun
umatku banyak sekali protesnya. Oleh karena itu, kalau boleh aku menyarankan
kepadamu kiranya kemali menghadap Allah untuk me ngajukan permohonan
pengurangan dan keringanan atas kewajiban shalat tersebut karena itu menurut
hemat ku dirasa berat bagi umatmu.”
Nabi muhammad pun melakukan apa yang
di sarankan oleh Nabi Musa. Sampai akhirnya perintah shalat ditetapkan oleh
Allah lima kali sehari-semalam untuk ditunaikan oleh umat Islam.
Kebenaran dan Kepalsuan
Dewasa ini kita menyaksikan orang
berlomba-lomba menyembunyikan kebenaran untuk memenuhi ambisi buruknya.
Rasulullah bersabda dalam haditnya yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:
“Berpegang teguhlah kamu dengan kebenaran,
karena kebenaran akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu akan membawa ke
syurga. Seseorang yang berada dalam kebenaran dan memelihara kebenaran akan
ditulis sebagai orang yang benar. Sebaliknya, waspadalah dengan kebohongan
karena sesungguhnya kebohongan itu akan membawa kepada kejahatan dan kejahatan
akan membawa ke neraka. Seseorang yang berada dalam ke bohongan dan memelihara
kebohongan akan di tulis sebagai pembohong.”
Menurut ajaran Islam orang yang
takut menghadapi kebenaran sebagai suatu kenyataan lalu dia memalsukan
kebenaran itu dengan kebohongan adalah orang yang hatinya telah tertimpa
penyakit. Semakin bertambah penyakitnya maka orang gtersebut semakin mudah dan
berani melakukan hal-hal yang tidak sehat.
Kepemimpinan Rasulullah
Saw.
Kala Rasulullah memimpin bangsa dan
negara pada zamannya beliau begitu disegani baik oleh kawan ataupun lawan
karena konsistensinya dalam menjungjung tinggi sifat-sifat luhur seperti siddiq yang berarti lurus hati, amanah yang berarti dapat dipercaya, tabligh yaitu mau menyampaikan informasi
apapun sebagai pemimpin kepada rakyatnya/transparan, serta fathanah yaitu cerdas.
Level Dalam BerIslam
Allah berfirman dalam Alquran surat
fathir:32 yang bunyinya:
Artinya: “Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada
orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka
ada yang Menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang
pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat
kebaikan dengan izin Allah. yang
demikian itu adalah karunia yang Amat besar.”
Dalam ayat tersebut Allah mencoba
memberikan penilaian kepada hamba-hamba-Nya yang muslim berkaitan dengan
ketaatan mereka terhadap ajaran Alquran kemudian Allah membaginya kedalam 3
kelompok besar. Yang pertama yaitu orang yang menganiaya dirinya sendiri yaitu
kelompok orang yang menerima dan mengamalkan ajaran Alquran dalam derajat yang
paling rendah, yang ke dua dengan derajat yang sedamh, yang ketiga kelompok
dengan derajat yang paling baik.
Hidayah Allah
Berbicara tentang hidayah Allah bagi
umat manusia merupakan suatu yang teramat penting. Dikarenakan hidayah Allah
itu yang akan menentukan selamat atau tidaknya seorang anak manusia, bukan
hanya di dunia terlebih lagi di akhirat. Tentu hidayah yang dimaksud disini
adalah hidayah agama.
Dalam surat al-fatihah:6 yang
berbunyi:
Artinya: “Tunjukilah Kami jalan yang lurus,”
Dengan kata lain jalan yang lurus
adalah agama Islam ini yang kita anut secara kaffah. Bagi yang menerima jalan yang lurus kehidupan akan lebih
baik, aman, tentram, dan sejahtra. Sementara yang menolak sudah barang tentu
hidup menjadi susah, sempit, semrawut, jauh dari ketenangan, padahal kekayaan
alam melimpah.
Iman Kepada Takdir
Allah Swt.
Ada dua macam takdir yang Allah
berikan, yaitu takdir yang bisa berubah dan takdir yang tidak bisa berubah.
Takdir yang tidak bisa berubah adalah
takdir yang berkaitan dengan hukum alam atau sunnatullah, seperti terlahir sebagai laki-laki atau permpuan,
terlahir dari ras kulit putih atau kulit hitam, dan masih banyak lagi. Takdir
yang dapat berubah adalah takdir yang berkaitan dengan masih adanya pilihan
yang dapat diusahakan oleh manusia untuk merubahnya dari kondisi yang tidak
baik menjadi baik.
Usaha atau ikhtiar adalah kata kunci
untuk mengubah takdir buruk seseorang ataupun bangsa menuju takdir yang baik.
Usaha yang digunakan harus ada strategi tidak hanya usaha yang keras saja.
Takdir sebagai ketetapan Allah yang
telah digariskan dalam kehidupan manusia di dunia ii berupa baik-buruk,
bahagia-derita, suka-kecewa, hidup-mati baik takdir yang bisa diubah maupun
takdir yang tidak bisa di ubah dapat dijadikan kekuatan semangat kerja dan
berusaha. Buakan sebaliknya, adanya takdir malah menjadi putus asa, berpangku
tangan atau pasrah terhadap keadaan karena manusia di beri kebebasan untuk
mengubah keadaan ke arah yang lebih baik karena manusia mempunyai free choice dan free will untuk mengubah
dirinya sesuai dengan usaha yang dilakukannya.
0 komentar:
Posting Komentar