Terima kasih telah mengunjungi blog saya, jangan lupa like dan komen

Minggu, 12 Juni 2016

Resume Buku Mutiara Ajaran Islam


MUTIARA AJARAN ISLAM
Agama Penuntun Keselamatan Hidup Dunia Akhirat
            Banyak sistem atau jalan hidup yang dibuat manusia, dari awal keberadaan manusia di dunia hingga kini. Tapi jalan-jalan itu pada akhirnya yidak menjadikan manusia tegar menghadapi arus sejarah kecuali untuk sesaat. Sebaliknya, justru telah menjadikan manusia menjadi nista. Harga diri manusia menjadi hilang oleh jalan-jalan yang diciptakannya sendiri. Sebaliknya jalan lurus yang disediakan Allah justru tidak dilaluinya. Padahal jalan itu menjamin secara penuh keselamatan hingga dapat sampai ke tempat tujuan dengan gemilang di dunia maupun di akhirat. Itu telah terbuktian oleh kebenaran sejarah. Allah berfirman dalam Q.S An’am(6):153:
Artinya: “Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya.”
            Jalan lurus yang dimaksud dalam ayat diatas adalah agama yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad Saw. Pada kenyataannya  banyak orang terjebak di pintu-pintu jalan yang lurus itu. Mereka masuk ke jalan yang mereka ciptakan sendiri, jalan itu dikemas dengan nama komunisme, sosialisme, kapitalisme, sekularisme, nativisme, demokratisme, liberalisme, feminimisme, dan lain-lain. Mereka menganggap jalan-jalan itu dapat mengantar kepada tujuan kebahagiaan hidup yang hakiki. Nyatanya tidak sama sekali.
            Salah satu contoh kita ambil dari sekularisme yang secara samar tapi pasti kita anut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan bermasyarakat. Model jalan ini lahir di Barat sebagai jawaban atas ketidak puasan terhadap agama Kristen yang mengatur segala aspek kehidupan termasuk kehidupan bernegara. Dengan sekularisme, maka kewenangan agama dibatasi hanya mengurusi segala aspek yang berkaitan dengan masalah peribadatan. Sedangkan masalah kenegaraan diatur oleh undang-undang negara.
Akhirat Lebih Baik Dari Pada Dunia
            Al quran menggambarkan kehidupan dunia sebagai kehidupan sementara, penuh main-main, menipu, dan sebagainya. Tapi banyak manusia yang terlena, sampai tidak mengenal hakikat kehidupan dunia yang sejati sehingga terperangkap oleh tipudayanya. Dalam meraih kesuksesan dunia manusia sampai rela menghalalkan segala cara seperti saling siku, menjegal kawan, berbohong, licik dan lain-lain. Berkaitan dengan urusan dunia Rasulullah telah memprediksi:
“Suatu saat nanti akan datang kepada umatku, mereka cinta lima hal dan melupakan lima hal.
1.    Mereka cinta akan dunia dan lupa kepada akherat
2.    Mereka cinta kepada harta tapi lupa akan hari perhitungan
3.    Mereka mencintai makhluk dan melupakan sang khalik
4.    Mereka cinta kepada dosa dan melupakan taubat
5.    Mereka cinta rumah-rumah mentereng dan lupa kuburan.”
Makna Takwa Kepada Allah Swt.
            Takwa sebuah kata yang terambil dari Al quran. Para ulama mengambil batasan takwa didasarkan pada Al quran dan hadist, yaitu suatu usaha yang sungguh-sungguh dengan mengerahkan segenap kemampuan untuk melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan yang dilarang oleh Allah. Takwa juga merupakan kata kunci dalam Islam. Semua pelaksanaan ibadah sasaran akhirnya membentuk iinsan yang bertakwa.
            Takwa tidak mengenal pria, wanita, warna kulit, ras, suku, dan bangsa. Siapa saja yang beragama Islam maka ia harus bertakwa kepada Allah. Dengan sikap takwa telah mendorong jutaan umat Islam yang mampu untuk berangkat haji ke tanah suci dengan menjalankan seluruh manasiknya dengan seluruh pengagungan terhadap syiar-syiarnya. Allah menyatakan dalam Q.S. al-Hajj ayat 32:
Artinya: “Demikianlah (perintah Allah). dan Barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, Maka Sesungguhnya itu timbul dari Ketakwaan hati.”
            Bertakwa kepada Allah adalah properti ruhaniah yang harus di pupuk, dijaga, di tumbuh kembangkan oleh kita semuanya. Ia seperti mata uang yang bukan saja berlaku di dunia tetapi berlaku juga di akherat nanti.
Memelihara Sifat Malu
            Salah satu ciri seseoramg memiliki keimanan yang sempurna kepada Allah dan Rasul-Nya adalah masih mempunyai sifat malu yang bersemayam pada jiwanya. Rasa malu memiliki artu\i yang sangat penting dalam kehidupan, agar manusia tidak berbuat sesukanya dengan menabrak rambu-rambu agama dan rambu-rambu sosial. Rasulullah mengajarkan dalam hadistnya “Sikap malu dan tenang adalah bagian dari cabang iman, sedangkan caci maki dan mulut kasar merupakan bagian dari sifat munafik.”
            Orang yang tipis rasa malunya, ia akan hidup sesuka hati, dilarang tidak dilarang, dicegah tidak di cegah demi menurutkan hawa nafsunya tanpa mengindahkan norma-norma agama halal haram, pahala dosa, atau tidak mengindahkan norma-norma sosial yang seharusnya dipatuhi. Menurut ulama besar Ibnu Qayyim al-Jauziah ia membedakan malu ke dalam 3 macam yaitu:
1.      Malu kepada sang pencipta atau Allah Swt.
2.      Malu kepada orang lain
3.      Malu kepada diri sendiri
Rasa malu merupakan anugrah Allah yang di berikan kepada manusia. Yamg membedakan manusia dengan binatang antara lain sifat malunya. Rasulullah pernah bersabda “Barang siapa memelihara kepala dan isinya, memelihara perut dan muatannya, menepiskan perhiasan dunia, mengingat maut dan siksa, berarti ia sudah merasa malu kepada Allah dengan rasa malu yang sesungguh-sungguhnya.”
Bercermin Kepada Akhlak Rasulullah Saw.
            Akhlak adalh elemen penting dalam kehidupan manusia karena dengan akhlaknya manusia menjadi sempurna sebagai manusia, sedangkan tanpa akhlak manusia akan kehilangan nilai kemanusiaanya. Ia lebih rendah dari binatang, apabila manusia demikian, maka kehidupan akan menjadi tidak aman, carut-marut, jauh dari keadilan dan kebenaran, Seperti pada masyarakat Arab pra-Islam yang disebut dengan zaman jahiliah. Atas dasar itulah Nabi Muhammad di utus. Beliau bersabda “Sesungguhnya aku diutus untuk memperbaiki akhlak manusia.” Karena Nabi akan membangun akhlak, maka Nabi menjadi figur teladan orang yang berakhlak itu sendiri.
            Akhlak Rasulullah itu murni hanya mengharapkan rida Allah, dalam menyampaikan dan menegakan kebenaran. Dalam kata lain Beliau ikhlas menjalankan tanggung jawab kenabiannya. Oleh karena itu Beliau tidak mengharapkan pujian dan sanjungan dari orang lain. Beliau tidak biasa mengelus-ngelus sesuatu sehingga enak didengar telinga orang lain karena mengharapkan pujian, rida, dan kesenangan dari manusia.
Menyikapi Kematian
            Fenomena kematian merupakan fakta terbesar sekaligus menjadi misteri dalam kehidupan manusia sepanjang masa. Kematian tidak syak lagi pasti akan datang dan di alami oleh setiap manusia atau makhluk bernyawa lainya. Suka atau tidak suka, mau tidak mau, sadar atu tidak sadar kematian akan datang juga. Kematian juga tidak akan bisa dideteksi, kita tak akan pernah tahu kapan seseorang akan mati, di mana, di kawasan apa dia akan mati, dengan cara bagaimana peristiwa kematian itu terjadi. Cepat atau lambat, kita hanya tinggal menunggu waktu. Rahasia apa Allah tidak memberi tahu perihal kematian ini kepada kita Al quran surat al-Anbiya:35 Menjelaskan:
Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan.”
            Hikmah lain dari dirahasikannya kematian adlah agar manusia termotifasi untuk selalu berbuat dan beramal baik sebanyak-banyaknya, dan berusaha meninggalkan amal buruk, sebagai bentuk persiapan kalau-kalau ajal datang sewaktu-waktu. Berat ringannya saat sakarat al-mawt serta bahagia dan sengsaranya kehidupan di alam akhirat nanti ditentukan oleh amalan-amalan terbaiknya saat hidup di dunia.
            Setelah manusia meninggal dunia di manapun dan dengan cara apapun akan masuk ke dalam suatu alam kubur atau alam barzakh. Di alam kubur ahli kubur akan mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari dua malaikat Munkar dan Nakir berkaitan dengan keimanan dan keIslamanya, mereka akan mendapat siksa manakala dosa-dosanya banyak seperti himpitan tanah kubur dan diperlihatkannya pintu neraka. Sedangkan bagi yang banyak amal baiknya akan diberi nikmat kubur berupa kelapangan kubur seluas 16 hasta, diperlihatkan kepadanya pintu surga, dan untuk orang sperti ini kuburan ibarat berda di sebuah taman surga. Alam kubur akan berakhir ketika kiamat terjadi dengan kehancuran total alam semesta untuk beralih ke alam akhirat.
Pengajaran Hidup
            Rasulullah Saw. Bersabda di dlam hadis qudsiy yang isinya berkenaan dengan pengajaran hakikat kehidupan. Hadist qudsiy itu berbunyi:
“Hiduplah semaumu tapi ingat sesungguhnya kau akan mati, cintailah sesukamu tapi ingat kau akn berisah dari apa yang kamu cintai, berbuatlah semaumu tapi ingat semua oitu ada balasannya, ketauhilah bahwa kemuliaan seorang mukmin adalah dengan mendirikan shalat malam, dam kehormatan seorang mukmin adalah tidak menggantungkan diri kepada orang lain.”
            Hidup ini merupakan nikmat Allah kepada hamba-Nya sebagai anugerah yang tak ternili harganya. Oleh karena itu haruskita syukuri apapun kondisinya. Seorang mukmin pantang aral menghadapi persoalan hidup. Kita patut prihatin dengan generasi muda dewasa ini yang karena kurang memahami agama sehingga tidak memahami tujuan hidup yang sesungguhnya. Hadist qudsiy di atas sangat pas untuk kita renungkan dalam-dalam di tengah kondisi sosial masyarakat kita yang sedang sakit ini. Untuk kemudian makna dari hadist tersebut kita pedomani agar arah dan tujuan hidup kita tidak terbawa arus zaman yang semakin jauh dari nilai-nilai agama.
            Bagi seorang mukmin harus punya agenda sukses di dunia dan di akherat. Buat apa sukses di dunia tetapi terlunta-lunta di akherat. Paling tidak meski di dunia tidak beruntung, namun di akherat kita harus menjadi hamba-hamba yang berjaya dan beruntung. Oleh karena itu, ,utiara hadist di atas perlu kita amalkan dalam kehidupan nyata.
Setan Selalu Siap Menggelincirkan Manusia
            Allah Swt. Telah mengutuk setan atau iblis lantaran pembangkangan mereka terhadap perintah-Nya. Mereka tidak mau sujud terhadap Adam a.s. Sebagai bentuk ketaatan mereka kepada Allah. Iblis beralasan dirinya diciptakan dari api sedangkan Adam dari tanah oleh karena itu tidak mungkin dia mau sujud kepada adam. Iblis menjadi sombong dan di jauhi oleh rahmat dan rida Allah. Karena sudah kepalang dikutuk dan dimurkai Allah dan tempat kembalinya pun sudah pasti di neraka jahannam, mereka mengadakan janji kepada Allah untuk menggoda dan mengganggu seluruh anak manusia agar melakukan pembangkangan seperti dirinya kepada Allah, melakukan perbuatan buruk denganbermacam-macam tipu daya dan muslihat. Usaha setan itu mendapat tempat di dalam hati dan jiwa manusia dengan memainkan hawa nafsu dan akalnya. Mekanisme setan dalam usaha menjerumuskan ke lembah kedurhakaan di jelaskan dalam Q.S al-Araf:16-17
Artinya: 16. ”Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,”
17. “Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).”
Berdasarkan ayat di atas iblis menyatakan bahwa ada empat arah yang dapat dijadikan titik tolak untuk menghalang-halangi manusia dari jalan yang benar untuk kemudian tergelincir ke jalan yang sesat yaitu, dari arah depan, dari arah belakang, dari arah kanan, dan dari arah kiri.
Seorang ulama Islam berpengaruh, yaitu Abu Laits menjelaskan bahwa setan dalam operasinya untuk menyesatkan manusia ada dua macam, yaitu:
1.    Syaythan al-Jinni, yaitu setan sebagai makhluk jin, yang tidak kelihatan dan dengan mudahnya masuk kedalam jiwa dan hati manusia dan kerjanya yuwaswisu fi shudurin nasi membisik-bisikan ke dalam dada manusia hal-hal negatif, menanamkan rasa bimbang atau was-was untuk berkata atau berbuat yang benar.
2.    Syaythan al-Insi, yaitu setan yang berbentuk manusia. Setan jenis ini jelas kelihatan sehingga dalam melakukan operasinya dapat kontak langsung secara fisik, seperti menyuap, melakukan intimidasi, atau menggunakan kekuatan fisik seperti kekerasan.
Merasakan Kehadiran Allah Swt.
            Merasakan kehadiran Allah di dalam diri dan jiwa kita tidak terlepas dari keimanan yang bersemayam di dalam dada kita kepada Allah. Jika keimanan tersebut dapat di identikan dengan spiritualitas Islami, maka terdapat paling tidak lima tingkat spiritual, yaitu:
1.    Spiritual yang hidup, yaitu spiritual yang mengenal Allah sebagai pencipta, pengatur, dan penguasa alam semesta.
2.    Spiritual yang sehat, dicapai bila kita telah memiliki komunikasi baik dengan Allah melalui shalat lima waktu, doa-doa, kalimah-kalimah thayyibah yang di ucapkan dari bibirnya sebagai komentar terhadap hal-hal yang terjadi di sekitar kita. Allah berfirman dalam Q.S, al-Baqarah:45:
 Artinya: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu.”
3.    Bahagia secara spiritual, Yaitu seseorang tidak hanya memiliki komunikasi yang baik dengan Allah, tetapi juga memiliki kerinduan kepada-Nya.
4.    Damai secara spiritual, Tingkat ini akan dicapai dengan menghidupkan kecintaan kepada Allah bahwa semua yang dicintai di dunia haruslah tidak melebihi cintanya kepada Allah.
5.    Arif secara spiritual, pada tingkat ini seseorang memiliki kecenderungan untuk merebut semua peluang untuk menambah lapangan ibadah, dan tidak merasa cukup dengan apa yang telah dilakukan.
Memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw
            Sudah banyak para nabi dan rasul yang telah diutus ke dunia ini untuk memandu umat manusia ke jalan yang benar sesuai dengan kehendak Allah Swt. Dalam kitab tafsir al-Maraghi di sebut bahwa telah diutus ke dunia ini 315 orang rasul yang terpilih dari 124.000 nabi dengan misi yang sama, yaitu mengabarkan dan mengajarkan tentang keesaan Allah. Ada sejumlah hal yang istimewa serta unik berkaitan dengan akan diutusnya seorang rasaul terakhir bernama Muhammad ini, yaitu:
1.    Jauh sebelum Nabi Muhammad di utus ke dunia, kabar tentang akan datangnuya seorang utusan pelanjut risalah tauhid bernama Muhammad telah dikabarkan dalam kitab-kitab sebelumnya. Nabi Isa telah mengabarkan kepada Bani Israil melalui firman Allah dalam Q.S. al-Shaff:6:
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, Yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata."
2.    Para nabi dan rasul sebelum Muhammad ditutus dan lahir dari ras Israil. Tetapi Nabi Muhammad terlahir di luar garis keturunan ras Israil melaimkan dari ras Arab keturunan bangsawan Quraisy yang tinggal di jazirah Arab.
3.    Diutusnya Nabi Muhammad adalah penanda penutup risalah Allah ke atas dunia ini kepada umat manusia.
4.    Risalah Nabi Muhammad sebagai risalah terakhir diperuntukan bagi seluruh umat manusia, tanpa memandang ras, suku, bangsa, dan keturunan,
5.    Perintah salat yang semula diwajibkan 50 kali setelah mendapatkan masukan dari Nabi Musa bahwa 50 kali dalam sehari semalam itu terlalu berat. Hal itu berdasarkan pengalaman Nabi Musa pada saat memimpin bangsa Israil banyak di protes umatnya berkaitan dengan menjalankan perintah ibadah. Menurut hemat Nabi musa 50 kali sehari semalam sangat berat bagi umat Nabi muhammad. Setelah memperhatikan saran dari Nabi musa, dan menghadap Allah untuk meminta keringanan, dan akhirnya diperoleh kewajiban shalat lima kali sehari semalam dengan nilai yang sama dengan shalat 50 kali sehari semalam.
6.    Nabi muhammad mendapat hak untuk memberi syafaat atau pertolongan Rasul terhadap umatnya di hari perhitungan kelak agar terlepas dari dari siksa neraka untuk kemudian masuk surga.
7.    Nabi Muhammad Saw. Adalah satu-satunya Nabi yang secara tegas Allah dan para malaikatnya memberikan penghormatan dan salam kepadanya. Di samping itu Allah menyuruh kita umat Islam untuk melakukan hal yang sama.
Dalam rangka memperingati kelahiran Muhammad Saw. Hal yang perlu bagi kita adalah mengenal secara lebih intens sejarah hidup dan perjuangan beliau sehingga timbulah rasa cinta kepadanya, sehingga tergerak bagi kita untuk mencontohperilaku beliau dalam kehudupan kita dan keluarga sehari-hari.
Syari’at Ibadah Kurban
            Setiap tahun kita bertemu dengan syariat ibadah haji dan ibadah kurban. Ibadah haji cukup sekali seumur hudup, maka ibadah kuran dilakukan setiap tahun. Ibadah haji dan ibadah kurban hakikatnya meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim dan anaknya  yaitu Nabi Ismail dalam berkorban untuk mematuhi perintah Allah. Momentum ibadah kurban mengingatkan kita bahwa hidup takkan pernah sepi dari proses perjuangan dan pengorbanan.
            Layak kita lihat pengorabanan para nabi seperti Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun tapi hanya beberapa puluh saja yang mendengarkan nasehatnya, bahkan anaknya sendiri pun ingkar terhadapnya, Nabi Adam dan Siti Hawa harus hidup terpisah selama 200 tahun karena melanggar larangan Allah memakan buah khuldi, mereka bertemu setelah taubatnya diterima oleh Allah, Nabi muhammad dalam masa kerasulannya selama 23 tahun tidak mengenal kehidupan yang santai, selama 13 tahun di mekkah merupakan masa-masa sulit dan pahit, dan pengorbanan-pengorbanan nabi-nabi yang lainnya.

Menyikapi Hari Perhitungan Amal
            Manusia akan ditanyan dan akn dimintai kesaksianya oleh Allah secara langsung tanpa ada pendamping, pembela, dan penolong. Pada sat ditanya semua anggota tubuh akan memberikan kesaksian di hadapan Allah Swt. Secara langsung. Tangan akan berbicara guna menjelaskan segala perbuatan yang telah dilakukan oleh seorang hamba, kaki akan memberikan kesaksianya, mata akan bersaksi atas segala sesuatu yang dilihat, telinga akan bersaksi atas apa yang di dengarnya, dan lain sebagainya.  Alasan dari semunyanya yaitu:
1.    Manusia adalah makhluk yang memiliki karakter cenderung bebohong atas segala perbuatan atau aib yang pernah dilakukannya, sebagai bentuk pembelaan diri terhadap dirinya sendiri. Kebohongan tersebut menggunakan mulutdengan lidahnya yang pandai beralibi, menjadikan kebohongan seolah-olah menjadi benar, sehingga mulut tidak dipercayai lagi.
2.    Allah tidak percaya dan mempercayai kesaksian yang keluar dari mulut manusia karena mulut manusia cenderung tidak mau mengatakan yang sebenarnya atas apa yang dilakukannya. Oleh sebab itu sebagai gantinya adalah kesaksian dari anggota tubuhnya karena kesaksian dati anggota tubuhnya tidak bisa dibantah untuk mengorek fakta yang sesungguhnya.
Hari perhitungan amal nanti di yawm al-hisab adalah suatu keniscayaan yang akan dihadapi oleh semua manusia. Oleh karena itu untuk menyikapi hari perhitungan amal, agar wajah kita berseri-seri penuh optimisme, saat inilah waktu untuk berbrkal dengan amal yang berkualitas sebanyak-banyaknya, agar anggota tubuh kita memberikan kesaksian-kesaksian yang menyelamatkan kita dari beratnya hari perhitungan amal itu.
Menyikapi Fenimena Bunuh Diri
            Akhir-akhir ini bunuh diri banyak terjadi dimana-mana. Banyak dilakukan oleh anak-anak, orang dewasa, kaya, miskin, orang yang berpendidikan ataupun tidak. Seolah-olah bunuh diri merupakan tren baru oleh berbagai lapisan masyarakat.
            Agama Islam mengajarkan bahwa bunuh diri adalah sebuah dosa besar setelah syirik (menduakan Allah) dan durhaka kepada kedua orang tua. Allah berfirman dalam Q.S annisa ayat 29-30
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan Barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, Maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka.”
            Jadi, jelaslah bahwa agama Islam mengharamkan bunuh diri apapun alasan dan latar belakangnya. Maraknya fenomena bunuh diri dikalangan masyarakat merupakan cermin rapuhnya mental bangsa akibat dari badai krisis yang berkepanjangan.
Menyikapi Hari Kiamat
            Fenomena hari kiamat menjadi topik menarik akhir-akhir ini. Mulai dari ilmuwan, ahli agama, paranormal, sampai sineas film mencoba menggambarkan atau memvisualisasikan perihal kiamat. Dalam agama Islam segala sesuatu diciptakan berpasang-pasangan, seperti pula alam ini, ada awal diciptakannya dan ada pula suatu waktu nanti pasti ada akhirnya.
            Hari kiamat tidak dapat diprediksi kedatangannya karena merupakan rahasia Allah Swt. yang tidak diketahui siapapun. Namun kita bisa mengetahui kapan datangnya hari kiamat dengan tanda-tanda yang diberikan oleh Nabi Muhammad Saw. Kiamat merupakan peristiwa huru hara yang luar biasa dan amat sangat berat dirasakan oleh seluruh penghuni langit dan bumi. Peristiwa itu diawali dengan ketidakteraturan tata surya. Puncaknya terjadi benturan antara planet sehingga terjadi ledakan hebat.
            Kiamat memang semakin dekat, karena Alquran dan hadis nabi banyak menggambarkannya. Namun ukuran dekat apakah tiga tahun lagi, 10 tahun, 100 tahun lagi, tidak seorangpun yang tahu.
            Telah dijelaskan diatas bahwa kiamat adalah kengerian tak tertanggungkan yang dirasakan umat manusia karena begitu dahsyatnya peristiwa. Dalam menyikapi kiamat kita tidak perlu risau atau resah. Memang tanda-tanda kiamat sudah banyak bertebaran, tapi kapan datangnya itu rahasia Allah. Yang penting selaku hamba , kita harus selalu mendekatkan diri kepada Allah dengan sebaik-baiknya penghambaan diri agar kita diselamatkan dari fitnah kiamat yang huru haranya begitu sangat mengerikan.
Mengenang dan Memahami Peristiwa Isra dan Mi’raj
            Dalam rangkaian sejarah Islam ada peristiwa yang sangat penting Yaitu peristiwa Isra-Mi’raj. Isra artinya perjalanan Nabi Muhammad di malam hari dari Masjid al-Haram di Mekkah ke masjid al-Aqsha di palestina, sedangkan Mi’raj artinya naiknya Nabi Muhammad dari masjid al Aqsha menuju sidrat al-muntaha pada malam yang sama secara estafet. Seperti yang digambarkan dalam Q.S al-Isra:1, yaitu:
Artinya: ”Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
            Dalam episode isra’ yaitu perjalanan dari Mekah ke Palestina dengan ditemani oleh Malaikat Jibril, Nabi banyak menjumpai peristiwa-peristiwa takjub, seperti Nabi melihat orang yang sedang memanen gandum dan setiap gandum itu dipetik tumbuh tangkal-tangkal lain sebagai tanda umat yang mau berinfak, Nabi juga bertemu dengan salah satu makam yang berbau harum sebagai tanda orang yang meninggal dengan husn al-khatimah, serta peristiwa-peristiwa lainya.
            Sementara dalam episode mi’raj yaitu perjalanan Nabi dari Palestina ke sidrat al-muntaha untuk menghadap Allah untuk melakukan audiensi rabbani dan menerima surat keputusan kewajiban shalat. Setelah menerima SK untuk Shalat pada saat kembali Nabi bertemu dengan Nabi-Nabi terdahulu yang saling bertegur sapa dan mengadakan dialog. Di langit pertama beliau bertemu dengan Nabi Adam, langit kedua bertemu dengan Nabi Yahya dan Nabi Isa, di langit ke tiga bertemu dengan Nabi Idris, Langit ke empat bertemu dengan Nabi Yusuf, dilangit ke lima bertemu dengan Nabi Harun, di langit ke enam bertemu dengan Nabi Musa, dan di langit ke tujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim.
            Dari perjalanan ini yang menarik adalh dialog antara Nabi Muhammad dengan Nabi Musa. Nabi Musa bertanya: ”Sahabatku yang mulia, bolehkah aku bertanya apakah sahabat terima sebagai oleh-oleh penting dari Allah?” Nabi muhammad pun menjawab: “benar sahabatku aku mendapat oleh-oleh dari yang maha kuasa perintah shalat 50 waktu untuk dilakukan sehari semalam agar dilakukan oleh umatku.”
            Mendengar jawaban itu Nabi musa pun berkata: ”Bolehkah aku mengajukan usul wahai sahabat?” “silahkan” jawab nabi muhammad. Nabi musa pun berkata: ”Berdasarkan pengalamanku dulu, waktu memimpin Bani Israel, jangankan 50 kali sehari semalam, Dalam seminggupun umatku banyak sekali protesnya. Oleh karena itu, kalau boleh aku menyarankan kepadamu kiranya kemali menghadap Allah untuk me ngajukan permohonan pengurangan dan keringanan atas kewajiban shalat tersebut karena itu menurut hemat ku dirasa berat bagi umatmu.”
            Nabi muhammad pun melakukan apa yang di sarankan oleh Nabi Musa. Sampai akhirnya perintah shalat ditetapkan oleh Allah lima kali sehari-semalam untuk ditunaikan oleh umat Islam.
Kebenaran dan Kepalsuan
            Dewasa ini kita menyaksikan orang berlomba-lomba menyembunyikan kebenaran untuk memenuhi ambisi buruknya. Rasulullah bersabda dalam haditnya yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:
Berpegang teguhlah kamu dengan kebenaran, karena kebenaran akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu akan membawa ke syurga. Seseorang yang berada dalam kebenaran dan memelihara kebenaran akan ditulis sebagai orang yang benar. Sebaliknya, waspadalah dengan kebohongan karena sesungguhnya kebohongan itu akan membawa kepada kejahatan dan kejahatan akan membawa ke neraka. Seseorang yang berada dalam ke bohongan dan memelihara kebohongan akan di tulis sebagai pembohong.”
            Menurut ajaran Islam orang yang takut menghadapi kebenaran sebagai suatu kenyataan lalu dia memalsukan kebenaran itu dengan kebohongan adalah orang yang hatinya telah tertimpa penyakit. Semakin bertambah penyakitnya maka orang gtersebut semakin mudah dan berani melakukan hal-hal yang tidak sehat.
Kepemimpinan Rasulullah Saw.
            Kala Rasulullah memimpin bangsa dan negara pada zamannya beliau begitu disegani baik oleh kawan ataupun lawan karena konsistensinya dalam menjungjung tinggi sifat-sifat luhur seperti siddiq yang berarti lurus hati, amanah yang berarti dapat dipercaya, tabligh yaitu mau menyampaikan informasi apapun sebagai pemimpin kepada rakyatnya/transparan, serta fathanah yaitu cerdas.

Level Dalam BerIslam
            Allah berfirman dalam Alquran surat fathir:32 yang bunyinya:
Artinya: “Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang Menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan  dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang Amat besar.”
            Dalam ayat tersebut Allah mencoba memberikan penilaian kepada hamba-hamba-Nya yang muslim berkaitan dengan ketaatan mereka terhadap ajaran Alquran kemudian Allah membaginya kedalam 3 kelompok besar. Yang pertama yaitu orang yang menganiaya dirinya sendiri yaitu kelompok orang yang menerima dan mengamalkan ajaran Alquran dalam derajat yang paling rendah, yang ke dua dengan derajat yang sedamh, yang ketiga kelompok dengan derajat yang paling baik.
Hidayah Allah
            Berbicara tentang hidayah Allah bagi umat manusia merupakan suatu yang teramat penting. Dikarenakan hidayah Allah itu yang akan menentukan selamat atau tidaknya seorang anak manusia, bukan hanya di dunia terlebih lagi di akhirat. Tentu hidayah yang dimaksud disini adalah hidayah agama.
            Dalam surat al-fatihah:6 yang berbunyi:
Artinya: “Tunjukilah Kami jalan yang lurus,”
            Dengan kata lain jalan yang lurus adalah agama Islam ini yang kita anut secara kaffah. Bagi yang menerima jalan yang lurus kehidupan akan lebih baik, aman, tentram, dan sejahtra. Sementara yang menolak sudah barang tentu hidup menjadi susah, sempit, semrawut, jauh dari ketenangan, padahal kekayaan alam melimpah.
Iman Kepada Takdir Allah Swt.
            Ada dua macam takdir yang Allah berikan, yaitu takdir yang bisa berubah dan takdir yang tidak bisa berubah. Takdir yang tidak bisa berubah  adalah takdir yang berkaitan dengan hukum alam atau sunnatullah, seperti terlahir sebagai laki-laki atau permpuan, terlahir dari ras kulit putih atau kulit hitam, dan masih banyak lagi. Takdir yang dapat berubah adalah takdir yang berkaitan dengan masih adanya pilihan yang dapat diusahakan oleh manusia untuk merubahnya dari kondisi yang tidak baik menjadi baik.
            Usaha atau ikhtiar adalah kata kunci untuk mengubah takdir buruk seseorang ataupun bangsa menuju takdir yang baik. Usaha yang digunakan harus ada strategi tidak hanya usaha yang keras saja.
            Takdir sebagai ketetapan Allah yang telah digariskan dalam kehidupan manusia di dunia ii berupa baik-buruk, bahagia-derita, suka-kecewa, hidup-mati baik takdir yang bisa diubah maupun takdir yang tidak bisa di ubah dapat dijadikan kekuatan semangat kerja dan berusaha. Buakan sebaliknya, adanya takdir malah menjadi putus asa, berpangku tangan atau pasrah terhadap keadaan karena manusia di beri kebebasan untuk mengubah keadaan ke arah yang lebih baik karena manusia mempunyai free choice dan  free will untuk mengubah dirinya sesuai dengan usaha yang dilakukannya.

0 komentar:

Posting Komentar